Selasa, 28 Februari 2012

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 20– 26 FEBRUARI 2012

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI

 Cuaca cerah di puncak G. Merapi terjadi pada pagi hari, sedangkan sore dan malam hari umumnya hujan. Angin bertiup ke segala arah (utara, selatan, barat dan timur), namun dominan ke arah barat. Suhu udara di sekitar G.Merapiberkisar 16-290C. Asap solfatara berwarna putih tipishingga tebal, bertekanan lemah,dengan posisi condong kearah timur.Tinggi asap maksimum 300 m, terjadi pada tanggal24 Februari 2012 pukul06:00WIB teramati dari Pos Ngepos. Pengamatan visual di puncak Merapi, guguran kubah lava 2010 skala kecil tertampung di dalam kawah bagian selatan dan barat. Suhu solfatara di dalam kawah terukur maksimum 5720C (Gambar 1). Di kawah sisi barat teramati bekas freatik kecil (Gambar 1.2).
 
Gambar 1.1 Keadaan morfologi puncak pada tanggal 14 Juli 2011
 
 
Gambar 1.2Keadaan morfologi puncak pada tanggal 22 Februari 2012
 
 
Kegempaan  VB dan MP pada minggu ini mengalami penurunan yang signifikan.Gempa VB tercatat sebanyak 3 kali dan MP 97 kali,sedangkan gempa tektonik tercatat sebesar 18  kali.
 
 
Gambar 2 menunjukkan statistik kegempaan selama 1 Januari 2011 hingga 26 Februari 2012.


Kegempaan  VB dan MP pada minggu ini mengalami penurunan yang signifikan.Gempa VB tercatat sebanyak 3 kali dan MP 97 kali,sedangkan gempa tektonik tercatat sebesar 18  kali. Gambar 2 menunjukkan statistik kegempaan selama 1 Januari 2011 hingga 26 Februari 2012.

 
Gambar 3. Grafik pengukuran EDM Pos Kaliurang  tanggal 1 Januari 2011 – 26 Februari 2012
 
 
Hujan masih terjadi dengan intensitas curah hujan tertinggi 55 mm/jam, selama 140 menit, tercatat  di Pos Ngepos pada tanggal 25 Februari 2012. Tanggal 20 Februari pukul 13:45 WIB Pos Kaliurang melaporkan penambahan aliran kategori sedang di K. Boyong. Pada tanggal 25 Februari 2012 Pos Ngepos melaporkan terjadi penambahan aliran sedang di K. Batang, K. Krasak dan K. Putih. Sedangkan di tanggal yang sama Pos Babadan melaporkan pada pukul 16:30 WIB terjadi banjir di K. Apu, K. Trising dan K. Senowo dengan ketinggian banjir 2-3 meter, lebar 20 meter menyebabkan Jalan Yogyakarta-Magelang ditutup.
 
 
Gambar 4. Curah hujan di setiap Pos Pengamatan  pada tanggal 1 Januari 2010  – 26Februari 2012
 
 
II. KESIMPULAN
 
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas G. Merapi berada dalam kondisi normal. Sehingga statusnya dinyatakan dalam tingkat Normal / Level I.
 
III. SARAN
  1. Dengan masih sering terjadinya guguran berasal dari material-material lepas yang berada di lereng G. Merapi maka masyarakat diharapkan berhati-hati bila melakukan pendakian ke G. Merapi.
  2. Mengingat curah hujan semakin meningkat masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya lahar.
  3. Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.

  4. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Senin, 27 Februari 2012

Banjir Lahar Dingin Merapi di Tujuh Sungai

 Banjir lahar dingin (ANTARA/ Wahyu Putro A)
 
Banjir lahar dingin masih terjadi di sungai yang berhulu di Puncak Merapi. Kepala Pusat Data Informasi Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada Sabtu sore 25 Februari 2012 terjadi banjir lahar dingin di tujuh sungai yaitu Kali Pabelan, Blongkeng, Putih, Batang, Lamat, Krasak dan Bebeng.

Akibatnya, lanjut dia, bronjong sepanjang 70 meter di timur Dusun Nabun, Desa Gulon, Kecamatan Salam dan di Dusun Surodadi, Kecamatan Sawangan hanyut. Selain itu akibat hujan deras di lereng Merapi itu  mengakibatkan 1 rumah roboh di Dusun Krajan. "Sementara itu 10 rumah rusak ringan di dusun Krajan," kata Sutopo dalam pesan singkatnya, Minggu, 26 Februari 2012.

Menurutnya sistem peringatan dini lahar dingin yang dipasang BNPB dan BPPTK Badan Geologi berfungsi dengan baik sehingga masyarakat dapat melakukan evakuasi lebih awal sebelum terkena lahar dingin. Aparat pemerintah hingga tingkat desa memperoleh peringatan dini melalui radio komunikasi dan menyampaikan ke masyarakat. Hingga saat ini aparat BPBD, SAR, TNI, relawan dan masyarakat masih berada di lokasi.

Sebelumnya Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo mengatakan masyarakat perlu mewaspadai banjir lahar akibat hujan deras di Puncak Merapi, terutama bagi warga yang berada di lereng sisi barat Merapi.

"Material Merapi yang berada di sisi barat cenderung halus sehingga rawan terbawa arus saat hujan lebat berlangsung yang menyebabkan banjir lahar dingin.